
”Langit jadi merah. Seekor naga menukik, menyapu bintang-bintang dan matahari. Pucuk-pucuk sayapnya memercik bara. Api bertebaran. Angin berputing. Ketakutan disemprotkan ke udara seperti tinta gurita.”
Kalimat di atas adalah penggalan cerpen ”Pada Suatu Hari, Ada Ibu dan Radian”. Penulisnya, Avianti Armand, adalah nama baru di Harian Kompas, bahkan cerpennya tersebut adalah yang pertama dimuat di harian ini. Meski demikian, kritikus sastra, Budiarto Danujaya, dan Menteri Riset dan Teknologi 2004-2009 Kusmayanto Kadiman, yang kami minta memilih cerpen terbaik yang terbit di Kompas Minggu sepanjang tahun 2009, sepakat menetapkan karya tersebut sebagai Cerpen Terbaik.
Banyak nama penulis baru bagi Kompas yang karyanya terpilih dalam buku antologi Cerpen Kompas Pilihan 2009 ini, kabar yang menggembirakan karena berarti sastra koran masih tetap menarik dan dibutuhkan.
—
Yang namanya kumpulan cerpen, seringnya ya nggak bisa memuaskan pembaca secara menyeluruh. Termasuk kumpulan cerpen pilihan Kompas ini. Namun begitu, aku cukup terpuaskan sama cerpen-cerpen di dalamnya. Apalagi cerpen pertama, punya Avianti Armand yang juga dijadikan judul buku ini, Pada Suatu Hari, Ada Ibu dan Radian. Suka, sebab kerangka cerpen seperti pembenturan dua entitas: Prosa dan puisi. Keduanya itu seolah berjalan bersisian gitu. Apalagi, pemilihan POV yang bisa pindah tanpa ancang-ancang, itu justru membuat efek repetisi alih-alih melulu bikin bingung pembaca.
Download gratis Kumpulan Cerpen Kompas 2009
Silahkan download dan baca secara offline melalui perangkat mobile ataupun melalui perangkat dekstop Anda.
Untuk mengunduh ebook yang berjudul "Kumpulan Cerpen Kompas 2009", silahkan klik tombol di bawah ini.
Terima kasih telah berkunjung. Untuk mengetahui cara membaca ebook, buku, novel, komik dan karya menarik lainnya, silahkan lihat di sini.
Posting Komentar